Siapa yang tidak kesal bila semua pekerjaan membuat bibit jamur tiram sia-sia karena hasil bibit terkontaminasi. Tidak terkecuali membuat bibit PDA atau Bibit F1 dan F2, bahkan membuat baglog produksi jamur tiram pun kontaminasi akan mengintai..
Seorang teman yang pernah usaha bareng dengan aku mengatakan “sebesar apapun usaha jamur yang telah berjalan, kontaminasi di baglog pasti ada“. yup, itulah realita bisnis jamur, jadi Anda jangan berangan tinggi untuk seratus persen bebas kontaminasi. Paling tidak, usahakan persentase kontaminasinya tidak lebih dari 5 persen (kalau baglog).
Sekarang Aku akan membahas tentang kontaminasi pada bibit PDA jamur tiram. Suka atau tidak suka dengan pernyataan aku “BIBIT PDA HARUS BEBAS KONTAMINASI!!” aku gak peduli, terserah Anda berargumen karena inilah yang aku yakini..
Mari kita kosongkan pikiran sama-sama dan mulailah memikirkan alasanku tentang kontaminasi di bibit PDA jamur tiram ini. Bibit adalah “cikal bakal dari kehidupan berikutnya, mempengaruhi proses berikutnya dan hasil akhir yang didapat nantinya“. karena itu “bibit super” adalah mutlak.
Terlepas dari daya “kecambah”, daya “penetrasi” misellium dan daya-daya yang lain, bibit yang bebas kontaminasi aku kasih bintang 5, artinya hal ini perlu diperhatikan dengan serius karena kerugian budidaya jamur tiram terbesar sebenarnnya karena kontaminasi bukan daya-daya tersebut.
Kontaminasi terjadi karena adanya mikroorganisme lain yang tumbuh di media tanam jamur tiram. Apapun media jamur tiram yang digunakan berpeluang ditumbuhi kontaminan. Analoginya seperti ini, jamur tiram saja bisa tumbuh maka akan ada mikroorganisme lain yang bisa tumbuh juga. Lah.. sapa yang tidak mau tumbuh di media yang segala macam nutrisi tersedia lengkap, lingkungannya juga terjamin.. iya tho… hehehe…
Penyebab kontaminasi di budidaya jamur tiram ada 2, yaitu bakteri dan cendawan. Pokoknya bila ada tanda-tanda yang tidak mirip dengan tanda kehidupan jamur tiram, baik misellium atau tubuh buah berarti dikatakan terkontaminasi atau “gulma”.
Kontaminasi cendawan pada media bibit PDA jamur tiram ditandai dengan adanya misellium lain selain misellium inti (maksudnya misellium jamur yang dibudidaya). Bila Anda amati setiap hari, Anda akan temukan letak kontaminan yang berbeda, dengan cara ini Anda bisa memperkirakan penyebab kontaminasi.
Pertama, jika kontaminasi muncul pada atau dekat dengan bahan tanam yang ditanam, kontaminan bisa diperkirakan berasal dari bahan tanam itu sendiri. Bisa saja bahan tanam dari lapang yang ditanam telah terkontaminasi, atau pemilihan bahan tanam yang kurang steril seperti lamela.
Kedua, jika kontaminasi muncul pada media PDA tetapi tidak dekat dengan bahan tanam, biasanya tanda kontaminasi lebih dari satu, kontaminasi bisa dipastikan karena proses penanaman yang kurang steril. Kok bisa? nanti akan Aku uraikan di artikel yang akan datang ya…
Kontaminasi cendawan pada media PDA jamur tiram akan terlihat dalam waktu 2-4 hari, ditandai adanya misellium lain selain inti. Misellium kontaminan bisa berwarna lain atau serupa dengan misellium inti si jamur tiram. Oleh karena itu Anda perlu jeli membedakan tipe pertumbuhan misellium.
Berikutnya adalah kontaminasi bakteri. Kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri biasanya terlihat sekitar 7-10 hari. Kontaminasi ditandai dengan adanya lendir di sekitar media <== karena pada dasarnya bakteri itu basah atau dari golongan mikroorganisme hewan.
lalu bagaimana cara mengetahui kontaminasi dengan mudah? artikel ini akan aku bahas di waktu yang akan datang yah… soalnya nanti bosan baca artikel seputar kontaminasi di budidaya jamur tiram ini karena terlalu panjang…
Filed under: bibit jamur, Hama dan Penyakit, jamur, Jamur Pangan, Karakteristik | Tagged: bibit jamur, F1, kontaminasi, Pembibitan, Pembuatan PDA, Sterilisasi | Leave a comment »