Kok Bisa Bibit PDA Jamur Tiram Terkontaminasi

Siapa yang tidak kesal bila semua pekerjaan membuat bibit jamur tiram sia-sia karena hasil bibit terkontaminasi. Tidak terkecuali membuat bibit PDA atau Bibit F1 dan F2, bahkan membuat baglog produksi jamur tiram pun kontaminasi akan mengintai..

Seorang teman yang pernah usaha bareng dengan aku mengatakan “sebesar apapun usaha jamur yang telah berjalan, kontaminasi di baglog pasti ada“. yup, itulah realita bisnis jamur, jadi Anda jangan berangan tinggi untuk seratus persen bebas kontaminasi. Paling tidak, usahakan persentase kontaminasinya tidak lebih dari 5 persen (kalau baglog).

Sekarang Aku akan membahas tentang kontaminasi pada bibit PDA jamur tiram. Suka atau tidak suka dengan pernyataan aku “BIBIT PDA HARUS BEBAS KONTAMINASI!!” aku gak peduli, terserah Anda berargumen karena inilah yang aku yakini..

Mari kita kosongkan pikiran sama-sama dan mulailah memikirkan alasanku tentang kontaminasi di bibit PDA jamur tiram ini. Bibit adalahcikal bakal dari kehidupan berikutnya, mempengaruhi proses berikutnya dan hasil akhir yang didapat nantinya“. karena itu “bibit super” adalah mutlak.

Terlepas dari daya “kecambah”, daya “penetrasi” misellium dan daya-daya yang lain, bibit yang bebas kontaminasi aku kasih bintang 5, artinya hal ini perlu diperhatikan dengan serius karena kerugian budidaya jamur tiram terbesar sebenarnnya karena kontaminasi bukan daya-daya tersebut.

Kontaminasi terjadi karena adanya mikroorganisme lain yang tumbuh di media tanam jamur tiram. Apapun media jamur tiram yang digunakan berpeluang ditumbuhi kontaminan. Analoginya seperti ini, jamur tiram saja bisa tumbuh maka akan ada mikroorganisme lain yang bisa tumbuh juga. Lah.. sapa yang tidak mau tumbuh di media yang segala macam nutrisi tersedia lengkap, lingkungannya juga terjamin.. iya tho… hehehe…

Penyebab kontaminasi di budidaya jamur tiram ada 2, yaitu bakteri dan cendawan. Pokoknya bila ada tanda-tanda yang tidak mirip dengan tanda kehidupan jamur tiram, baik misellium atau tubuh buah berarti dikatakan terkontaminasi atau “gulma”.

Kontaminasi cendawan pada media bibit PDA jamur tiram ditandai dengan adanya misellium lain selain misellium inti (maksudnya misellium jamur yang dibudidaya). Bila Anda amati setiap hari, Anda akan temukan letak kontaminan yang berbeda, dengan cara ini Anda bisa memperkirakan penyebab kontaminasi.

Pertama, jika kontaminasi muncul pada atau dekat dengan bahan tanam yang ditanam, kontaminan bisa diperkirakan berasal dari bahan tanam itu sendiri. Bisa saja bahan tanam dari lapang yang ditanam telah terkontaminasi, atau pemilihan bahan tanam yang kurang steril seperti lamela.

Kedua, jika kontaminasi muncul pada media PDA tetapi tidak dekat dengan bahan tanam, biasanya tanda kontaminasi lebih dari satu, kontaminasi bisa dipastikan karena proses penanaman yang kurang steril. Kok bisa? nanti akan Aku uraikan di artikel yang akan datang ya…

Kontaminasi cendawan pada media PDA jamur tiram akan terlihat dalam waktu 2-4 hari, ditandai adanya misellium lain selain inti. Misellium kontaminan bisa berwarna lain atau serupa dengan misellium inti si jamur tiram. Oleh karena itu Anda perlu jeli membedakan tipe pertumbuhan misellium.

Berikutnya adalah kontaminasi bakteri. Kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri biasanya terlihat sekitar 7-10 hari. Kontaminasi ditandai dengan adanya lendir di sekitar media <== karena pada dasarnya bakteri itu basah atau dari golongan mikroorganisme hewan.

lalu bagaimana cara mengetahui kontaminasi dengan mudah? artikel ini akan aku bahas di waktu yang akan datang yah… soalnya nanti bosan baca artikel seputar kontaminasi di budidaya jamur tiram ini karena terlalu panjang…

Pembuatan Bibit F1 dan F2 Jamur Tiram (alat)

Anda ingin membuat bibit F1 atau bibit F2 jamur tiram? sebetulnya cara pembuatannya sangat mudah, tidak jauh berbeda dengan membuat baglog jamur tiram. Aku yakin kalau Anda sudah bisa membuat baglog jamur tiram, pasti membuat bibit F1 jamur tiram juga akan mudah.

Bibit jamur, Bibit Botolan, Jamur Tiram, bibit F2, Bibit Bogor, Tiram Shimeji, Tiram Unggul

Hal yang perlu Anda ketahui sebelum membuat bibit jamur tiram yaitu bahwa bibit sangat menentukan tahap-tahap selanjutnya. Bila Anda membuat bibit F1 jamur tiram, maka tahap pembuatan F2 jamur tiram, pembuatan baglog jamur tiram atau bahkan perawatan saat growing dipengaruhi kualitas bibit F1 jamur tiram tersebut.

Tentu menulis artikel “Pembuatan Bibit F1 dan bibit F2 Jamur Tiram” ini sangat mudah bila dibandingkan praktek membuat bibit jamur itu sendiri. Jadi Aku Harap Anda tetap berlatih mengasah keterampilan inokulasi Anda. Jangan protes kalau tidak bisa yah.. 🙂

Baiklah, aku mulai prosedur pembuatan bibit jamur tiramnya:

Langkah awal, persiapkan dulu alat-alatnya. Standarnya, alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat bibit jamur tiram yaitu Autoklaf, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), tabung dan gelas ukur, alat-alat tanam, bunsen dan keranjang-keranjang. Alat-alat ini ideal untuk membuat bibit, tapi tentu saja harganya selangit…

autoklaf, autoclave, alat sterilisasi, sterilisasi bibit, alat autoklaf

Autoklaf

Aku coba baca isi pikiran Anda… Aha… Anda ingin yang skala rumah tangga yah?? Baiklah, Berikut ini alat-alat yang bisa digunakan untuk membuat bibit jamur skala rumah tangga:

  1. Presto, alat ini sebagai penganti autoklaf. sebenernya kalau Anda bisa beli autoklaf bekas, tetap akan lebih baik memakai autoklaf.
  2. Enkas atau wadah kaca, alat ini sebagai pengganti LAFC. Mudah kok cara membuatnya. Anda bisa gunakan akuarium sebagai enkas. Atau bila Anda pernah punya anak atau lihat bayi tetangga yang baru lahir tentu tahu baby box yang di rumah sakit untuk bayi prematur, buatlah desainnya seperti itu.
  3. Tabung dan gelas ukur, kalau yang ini tidak bisa diganti yah, beli saja 1 atau 2 sudah cukup untuk selamanya (kalau tidak pecah hehehe…). Tabung gelas ini digunakan untuk menakar bahan, tapi… tampaknya alat-alat ini tidak diperlukan untuk pembuatan bibit F1 dan F2 jamur tiram deh. Kalau membuat bibit PDA sih iya… hehehe… ya anggap saja pengetahuan 🙂
  4. Alat-alat tanam, ini juga mutlak diperlukan! tapi cuma perlu sudip saja kok untuk membuat bibit jamur tiram. Jika Anda sudah bisa membuat baglog jamur tiram tentu punya alat ini.
  5. Lampu spiritus, alat ini sebagai penganti bunsen. Bunsen berfungsi untuk mensterilisasi spatula sebelum penetrasi ke dalam botol saat memindahkan bibit dari bahan tanam ke media calon bibit jamur tiram. Sebenarnya bunsen itu ya lampu spiritus, tapi harganya bisa 35-40rb per pcs kalau beli di toko kimia. Kalau membuat sendiri lampu spiritus dari botol bekas akan lebih murah, bahkan bisa tanpa mengeluarkan biaya…
  6. Keranjang-keranjang, ini opsional saja. Tapi dengan adanya keranjang pekerjaan Anda jadi lebih rapi dan tidak memakan tempat. Pilih keranjang yang sesuai kebutuhan, tidak harus mahal 🙂

Yup, itulah alat-alat yang harus Anda siapkan sebelum mulai membuat bibit jamur tiram. Silahkan kumpulkan dahulu sebelum aku mulai menulis artikel lagi tentang bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bibit F1 dan F2 jamur tiram. Semoga artikel ini dapat membantu, bila belum puas bisa cari lagi di google.. 🙂

10 Larangan untuk Menghindari Kontaminasi pada Jamur Tiram

Kontaminasi pada budidaya jamur tiram memang menyebalkan. Banyak uang yang dikeluarkan dan tenaga juga tentunya kalau kontaminasi datang semuanya akan sia-sia saja. tidak peduli tingkatan mana dalam proses pembudidayaan jamur tiram, kontaminasi pasti dapat mengencam. mulai dari pembuatan media PDA, bibit jamur hingga baglog produksi memiliki peluang yang sama.

Cara mengatasi kontaminasi ada beragam, ini tergantung dari masing-masing petani. Ada yang menerapkan pencegahan organik atau kimiawi. Tentu saja yang kimiawi ini perlu dihindari yah…. karena jamur sangat mudah menyerap senyawa kimia dan dapat terakumulasi di dalamnya.

Berikut ini beberapa contoh perilaku yang dilarang saat berbudidaya jamur. Perilaku ini berpotensi menimbulkan kontaminasi, jangan anggap sepele sesuatu yang kecil dan sederhana karena bisa saja jamur tiram di kumbung anda luluh lantak tak bersisa.

1. Mencampur stok media lama dengan yang baru. Anda tidak akan tahu mikroorganisme apa yang sudah bersarang pada media lama.

2. Menggunakan alas kaki dari luar areal bididaya. Bisa saja alas kaki yang anda pakai sebelumnya menginjak atau bersinggungan dengan sumber kontaminsi

3. Menggunakan baju kotor. Pekerja sering ceroboh ketika bekerja di kumbung, mentang-mentang kerja kasar lantas baju yang dikenakan tidak pernah dicuci, alasannya simpel karena pakaian “dinas”… Padahal hal ini berbahaya sekali terutama ketika inokulasi.

4. Makan di areal budidaya. Lah…. tempat makan kan di ruang makan masak di kumbung… atau ruang inkubasi apalagi ruang inokulasi… kacau dah… gimana kalau nasinya tercecer… jadilah biang kontaminasi, jamur oncom tumbuh lalu menyerang seisi kumbung…

5. Berbicara / bersin saat inokulasi. mulut itu sumber bakteri, memang hal ini sangat kecil kemungkinannya mengakibatkan kontaminasi tapi dari hembusan angin dari mulut tertuju langsung ke dalam baglog atau bibit jamur. Akibatnya jamur kontaminan yang ada di udara ikut masuk ke dalamnya.

6. Tidak menggunakan bunsen / api. Jangan mentang-mentang sudah ahli inokulasi jamur tiram, tetap saja makhluk kasat mata berpeluang hinggap di alat tanam lalu masuk ke media saat inokulasi.

7. Menaruh sembarangan alat tanam. ini tentu sudah jelas maksudnya, apalagi kalau alat tanam tidak pernah dicuci.

8. Menggunakan air kotor. Karena malas mengambil air yang agak jauh, main ambil saja air terdekat, padahal bisa saja air itu bekas cuci tangan orang atau lainnya.

9. Membiarkan binatang piaraan bermain di tumpukan media. Wah… bagaimana kalau “pup” di situ yah…

10. Makan jagung sambil memandangi jamur tiram di kumbung.  awas tercecer jagungnya atau lupa sengaja dibuang bonggolnya di pojokan kumbung… bisa bahaya…

10. Menunda memisahkan baglog kontam. kalau anda tahu ada baglog yang kontam, segera pindahkan saja. buat apa dipiara kalau beresiko mengkontaminasi yang lain.

nah demikian itu sebagian kecil hal-hal remeh yang bisa mengakibatkan kontaminasi. sebenarnya perilaku anda atau saya sendiri yang menyebabkan kontaminasi. ayo berbudidaya lebih rapi, bersih dan teratur… 🙂

kalau anda tidak ingin kontaminasi terjadi pada budidaya jamur tiram yang anda lakukan, beli baglog yang sudah jadi saja. cara ini dapat mengurangi 50% peluang terjadinya kontaminasi dan kerugian investasi anda. segera hubungi kontak blog ini untuk memesan baglog berkualitas dengan bibit jamur tiram shimeji dari jepang.

Penawaran Investasi Jamur Tiram

 

Alhamdulillah, Kami telah memasuki tahun ke lima di usaha budidaya jamur tiram. Beragam tantangan dan hambatan telah kami lalui dan memberikan kami pengalaman yang sangat berharga sehingga kami dapat berkembang hingga sekarang ini.

Sedikit demi sedikit kami membangun kepercayaan, dimulai dari petani-petani jamur di Bogor dalam penyediaan bibit jamur berkualitas. Pada akhirnya sekarang ini Kami telah menjalin hubungan mitra usaha lebih dari 200 mitra.

Mitra kami tersebar di Jawa Barat dan sebagian di Sumatra yaitu Lampung. Insya Allah rencana ke depan kami akan meluaskan jaringan dan melakukan kerjasama dengan pemilik modal di Palembang dan Pare-pare.

Dengan segala kerendahan hati, kami mengajak anda untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman dalam hubungan kerjasama. Kami mengharapkan akan terjalin silaturahmi yang erat antar petani jamur dan memberikan keuntungan berupa materi untuk kedua belah pihak. Kerjasama yang kami tawarkan yaitu berupa hubungan investasi.

Hubungan kerjasama investasi ini merupakan layanan unggulan mengingat:

1. Semakin banyak pemilik modal yang ingin bergelut di bisnis jamur.
2. Investasi awal yang sangat besar untuk memulai budidaya jamur tiram secara mandiri dalam skala usaha.
3. Budidaya jamur tiram memiliki proses yang sangat panjang sehingga tidak mudah dilakukan secara mandiri.
4. Ketidaktersediaan waktu pemilik modal untuk terjun langsung mengurusi usaha jamur yang didanainya.
5. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya jamur tiram.
6. Keterbatasan informasi pemasaran membuat ragu keinginan pemilik modal berbisnis jamur tiram.

Keuntungan yang anda dapat dari hubungan kerjasama ini yaitu:

1. Investasi nyata berwujud barang sehingga dapat anda lihat dan pantau. Investasi ini bukan investasi global untuk usaha kami melainkan jelas kepemilikannya karena setiap barang investasi (dalam hal ini baglog produksi) anda dipisahkan dengan milik investor lain.
2. Kerjasama dibuat dan disepakati di atas surat perjanjian bermaterai. Hal ini bertujuan untuk mengawasi kedua belah pihak yang bekerjasama agar tetap melakukan kegiatan sesuai perjanjian yang telah disepakati. 
3. Silaturahmi kekeluargaan akan lebih diutamakan dalam memecahkan permasalahan yang timbul sebelum beranjak ke tingkat hokum. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa nyama bagi kedua belah pihak.
4. Anda mendapat pelatihan gratis dengan cara saling berbagi informasi dan terjun langsung dalam kegiatan produksi. Kami mengharapkan suatu saat anda dapat usaha mandiri dan menyerap tenaga kerja di daerah asal anda.
5. Anda tidak perlu mengeluarkan modal besar dan berepot-repot memulai budidaya jamur tiram. Semua fix cost seperti kumbung, alat-alat, tenaga kerja dan pemasaran ditangani secara total oleh tenaga ahli kami.
6. Anda memperoleh jaminan pemasaran hasil panen. Mengingat permintaan jamur tiram yang semakin meningkat dan jaringan pemasaran kami yang telah luas, hasil panen dari investasi anda insya Allah dapat dipasarkan dengan mudah.
7. Anda mendapat laporan keuangan investasi secara berkala. Hal ini sebagai transparansi kami kepada anda sekaligus memberi kesempatan bagi anda untuk memantau perkembangan dan menganalisa kelayakan berbisnis jamur secara nyata, bukan hanya coret-coret di atas kertas.
8. Anda mendapat garansi 1 bulan dari kontaminasi. Insya Allah bibit kami berkualitas unggul sehingga pada saat miselium telah menutup media dengan sempurna dapat meminimalisir kontaminasi. Bila terjadi kontaminasi dalam 1 bulan pertama dalam periode tanam (4 bulan), akan kami ganti dengan baglog yang baru.

Syarat dan Ketentuan pokok dalam hubungan kerjasama:

1. Anda wajib membeli baglog dari kami minimal 10.000 baglog sebagai modal usaha. Baglog ini merupakan hak anda sebagai barang investasi yang menjadi tanggung jawab kami.
2. Setiap kilogram hasil panen akan dikenakan biaya Rp. 1000 sebagai jasa pengelolaan investasi anda. Perhitungan usaha dapat anda lihat pada halaman bagian bawah.
3. Ketentuan lainnya dibicarakan secara tatap muka untuk menghindari kesalahpahaman.

Resiko bagi Anda

Tidak ada usaha yang tidak memiliki resiko. Namun dengan hubungan silaturahmi yang baik antara anda dan kami diharapkan resiko-resiko itu dapat diperkecil. Sebisa mungkin permasalahan-permasalahan yang timbul dapat diselesaikan dengan saling berbagi informasi dan bertukar pikiran.

Kemungkinan resiko yang dapat timbul yaitu harga jatuh pada saat panen raya jamur. Namun hal ini biasanya tidak berlangsung lama mengingat daya simpan jamur yang sebentar, sekitar 3 hari. selain itu juga karena harga jamur di Bogor relatif stabil.

PERHITUNGAN INVESTASI USAHA

Nilai Investasi Anda

10.000 baglog x Rp. 1.800 = Rp. 18.000.000

Asumsi-asumsi

Potensi produksi minimal tiap baglog: 0.4 kg (rentang potensi 0.4 – 0.6 kg)

Harga jual jamur tiram wilayah Bogor: Rp. 7.000 per kg

Biaya jasa perawatan barang investasi: Rp. 1.000 per kg panen

Pendapatan bersih yang akan anda peroleh: Rp. 6.000 per kg

Lama kerjasama investasi dalam 1 periode tanam: 4 bulan

Hasil Panen Total

10.000 baglog x 0.4 kg = 4.000 kg

Pendapatan Total Anda

4.000 kg x Rp. 6.000 = Rp. 24.000.000

Keuntungan Total Anda

Rp. 24.000.000 – Rp. 18.000.000 = Rp. 6.000.000

Keuntungan Anda tiap Bulan

Rp. 6.000.000 – 4 bulan = Rp. 1.500.000

BEP Harga

Rp. 18.000.000 / 4.000 kg = Rp. 4500 / kg

R/C Rasio

Rp. 24.000.000 / Rp. 18.000.000 = 1.33

Demikian rincian penawaran hubungan kerjasama investasi dari kami. Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian anda membaca penawaran ini. Kami tunggu anda di tempat kami untuk melakukan pembicaraan awal sebagai follow up anda menanggapi penawaran ini secara serius.

Apa lagi yang anda ragukan, hambatan-hambatan dibawah ini telah kami berikan jalan penyelesaian khusus untuk anda.

– Cuma punya modal sedikit

– Tidak punya pengetahuan dan keterampilan

– Harus melatih tenaga kerja

– Tidak punya kumbung / rumah jamur

– Tidak punya lahan / lahan sempit

– Tinggal di kota yang udaranya panas

– Tidak tahu pemasaran hasil panen

– Selalu merasa kurang informasi???

STOP!!! Mulailah Sekarang juga. Hubungi kontak kami dan lihat total support kami.

Tips Memilih Penjual Bibit Jamur Tiram agar tidak Tertipu

Sebaiknya petani berlaku hati-hati dalam membeli bibit jamur tiram karena bisa saja ada oknum tertentu yang mengaku menjual bibit F2 tapi ternyata F3 atau yang lebih rendah lagi.

Berikut ini tips memilih penjual bibit berkualitas:

1. Membeli bibit jamur pada instansi-instansi atau tempat pembibitan
2. Penjual memiliki laboratorium kultur jaringan sendiri untuk membuat F0
3. Memiliki track record yang baik sebagai penjual bibit jamur yang jujur
4. Tanyakan kepada anggota atau ketua kelompok tani jamur
5. Membeli pada koperasi jamur (bila ada)
6. Menjadi plasma petani besar agar mudah memperoleh bibit.

Pembuatan Media Tanam Jamur Tiram (Baglog)

Pembuatan media tanam dalam baglog dimaksudkan untuk mempermudah peletakan dalam kumbung serta untuk mengatur kontinuitas produksi. Baglog dapat diartikan kantung serbuk kayu atau kantung kayu berbentuk silinder (log), oleh karena itu media tanam dimasukkan dalam kantung plastik kemudian dipadatkan sehingga menyerupai log kayu (gelondongan).

Komposisi media tanam bukanlah hal yang mutlak, beberapa contoh dapat dilihat di komposisi.

Cara Pembuatan

1. Pilih serbuk kayu yang baik, masih baru (jelas riwayat), bebas dari kotoran, sampah atau tercemar minyak oli pemotongan kayu
2. Bersihkan serbuk kayu dari semua kotoran, apabila memungkinkan lakukan pengayakan
3. Biarkan serbuk kayu melapuk dengan sendirinya selama satu minggu, selama penyimpanan jangan terkena air agar tidak dihinggapi cendawan lain
4. Lakukan pencampuran media hingga merata dengan komposisi lain sesuai takaran, pemberian air jangan terlalu banyak karena misellium jamur akan sulit tumbuh pada media yang jenuh air.
5. Masukkan media ke dalam plastik polipropilen (umumnya berukuran 17 x 35 cm atau 17 x 30 cm) kemudian padatkan secara bertahap. Media jangan terlalu penuh agar ring dapat dipasang.
6. Sterilisasi media dalam drum (kukus) tertutup rapat (tutup plastik) agar menciptakan ruang bertekanan. Sterilisasi dilakukan selama 3-4 jam atau 1 tabung kecil gas LPG.
7. Setelah api dari gas LPG mati, diamkan agar suhu turun hingga kurang lebih 50oC kemudian pindahkan ke ruang inokulasi.
8. Diamkan baglog selama satu minggu untuk mengetahui tingkat kontaminasi sebelum diinokulasi bibit. Hal ini untuk seleksi media yang baik dan mengurangi resiko kerugian.

Pembuatan Bibit Jamur Tiram Keturunan ke-2 (F2)

Bibit F2 berasal dari Bibit F1 yang ditanam ulang pada media berbeda. Pembuatan F2 dilakukan secara aseptik (steril) dalam laminar air flow cabinet (LAFC). Penggunaan LAFC tidaklah mutlak karena dapat digantikan dengan enkas / kotak kaca atau kayu.

Pembuatan bibit F2 dimulai dari pembuatan media bibit. Media ini terdiri dari:

Serbuk kayu 1kg
Biji-bijian 1kg
Dedak / bekatul 150g
Kapur 5g

Tahapan pembuatan media F2 sebagai berikut:

1. Biji-bijian di rebus hingga melunak / masak kemudian ditiriskan.
2. Campurkan dedak dengan kapur hingga merata.
3. Biji-bijian tiris dan bahan lain dicampur hingga merata.
4. Tambahkan 1 gelas air sumur kemudian aduk kembali.
5. Masukkan media tanam dalam botol saus.
6. Tutup botol dengan kapas hingga rapat.
7. Sterilisasi media menggunakan autoklaf selama 1 jam.

Setelah media bibit disterilisasi, diamkan hingga suhu menurun hingga kurang lebih 50oC dalam autoklaf. Media bibit yang telah mendingin disimpan dalam ruang inokulasi dan dibiarkan selama seminggu untuk mengetahui tingkat kontaminasi.

Media yang steril kemudian digunakan untuk membuat bibit F2 dalam LAFC. Tahapan inokulasi bibit sebagai berikut:

1. Nyalakan lampu UV selama 1 jam sebelum inokulasi
2. Cuci tangan dengan sabun sebelum melakukan inokulasi
3. Semprotkan alkohol ke dalam ruang LAFC kemudian seka menggunakan tisu
4. Nyalakan blower LAFC
5. Semprotkan alkohol ke botol media dan alat-alat kemudian masukkan ke dalam LAFC
6. Semprotkan ke tangan tiap kali tangan dimasukkan ke dalam LAFC
7. Buka kapas media kemudian bakar ujung botol di api
8. Buka kapas F1 kemudian bakar ujung botol di api
9. Ambil bibit F1 menggunakan sudip dan masukkan ke media F2
10. Bakar lagi ujung botol F1 kemudian tutup dengan kapas
11. Bakar ujung botol F2 dan kapas (sekilas) kemudian tutupkan
13. Simpan botol di ruang inkubasi

Pada minggu ke-3 hingga ke-4 misellium bibit sudah memenuhi media dalam botol dan siap digunakan sebagai bibit produksi.

Dari Laboratorium hingga Misellium Tersebar (Kisah Bibit Jamur Tiram)

Bibit yang baik sangat dianjurkan untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas jamur yang maksimal. Asal mula bibit diperoleh dari pemilihan jamur (tubuh buah) yang baik menurut ukuran maupun jumlah batang per rumpun atau daya tahan terhadap penyakit dan lain sebagainya.

Jamur kemudian dibawa ke laboratorium untuk diisolasi sporanya dalam keadaan steril. Isolasi spora ini dilakukan pada cawan petri berisi media PDA (Potato Dextrose Agar). Spora kemudian berkecambah dan membentuk hifa (benang halus cendawan). Hifa semakin kompleks membentuk misellium (kumpulan hifa). Tahap inilah yang disebut bibit induk (F0).

Bibit induk ini kemudian diinokulasi (ditanam / ditularkan) dalam media baru berupa biji-bijian murni berupa jagung, millet, gandum, shorgum, atau padi. Penanaman ini merupakan keturunan pertama dan kemudian disebut F1 atau starter.

Masih dalam keadaan steril, bibit F1 (starter) dipindahkan ke media lain berupa campuran biji-bijian, serbuk kayu, dedak / bekatul dan kapur. Penanaman ini adalah keturunan kedua dan disebut F2 atau bibit produksi.

Bibit produksi dapat dipindahkan lagi ke media baru lainnya menjadi keturunan ke-tiga (F3). Mulai dari tahap inilah tidak umum lagi disebut sebagai bibit tetapi sudah merupakan media produksi.

Tidak melekatnya kata bibit pada F3 dan seterusnya disebabkan karena telah menurunnya kualitas jamur yang akan dihasilkan.Penggunaan bibit yang mendekati F0 akan lebih baik dibandingkan dengan yang menjauhinya. Oleh karena itu mulai bibit ini dan seterusnya tidak dianjurkan untuk skala usaha.

Penggunaan bibit F1 sebagai bibit produksi juga tidak umum karena beberapa alasan:

1. Produsen F1 enggan menjual bibit F1 yang sangat berharga karena: 

a. Dapat melipatgandakan pendapatan
b. Membatasi pesaing penjualan bibit F2
c. Kontrol harga bibit F2 agar tidak terlalu rendah di pasaran
2. Harga bibit sangat mahal untuk dijadikan bibit produksi
3. Keuntungan produksi yang diperoleh tidak signifikan

Memilih Mutu Bibit Jamur Tiram yang Baik

Bibit yang baik menentukan hasil produksi jamur tiram  menjadi baik pula. Bibit yang baik dapat melipatgandakan hasil panen, tahan penyakit atau vigor sehingga tahan penyakit. Berikut pemilihan bibit yang baik:

1. Bibit yang baik yaitu apabila pertumbuhan misellium jamur terlihat rapat, merata dan segar, tidak terlalu padat (tua) atau tidak terlalu tipis (muda).
2. Kemurnian tinggi dengan dicirikan tidak adanya bercak warna lain sebagai ciri terjadinya kontaminasi. Bibit yang mengalami kontaminasi tidak boleh dipakai.
3. Umur bibit harus pas. Cara mengetahuinya yaitu dengan cara mengetahui atau menuliskan tanggal pembuatan bibit. Bibit yang kadaluarsa / terlalu tua lebih baik tidak dipakai karena daya hasilnya telah menurun.
4. Bibit hendaknya diletakkan dalam lemari pendingin dan tidak terkena cahaya. Saat hendak digunakan bibit didiamkan dalam ruang selama satu hari untuk pengadaptasian dan mengaktifkan kembali miselliummya.
5. Bibit jamur sebaiknya sekali pakai atau tidak dapat digunakan dilain waktu apabila tutup botol telah terbuka. Botol yang telah terbuka dimungkinkan terjadi kontaminasi. Olehkarena itu perlu perkiraan perbandingan bibit dengan baglog yang akan dibuat supaya sekali habis. Bibit ukuran botol saus cukup untuk 30-40 baglog produksi.

Pembibitan Jamur Tiram Putih

Bibit yang baik menentukan hasil produksi yang baik. Tidak dapat dipungkiri kalimat tersebut adalah benar karena bibit merupakan cikal bakal suatu keturunan. Bibit-bibit berkualitas diperoleh dengan cara-cara yang baik dan dimulai dari pemilihan bahan induk yang sehat. Berikut ini merupakan tahapan pembibitan yang kami lakukan:

Tahap 1: Pemilihan Bahan Induk

Induk-induk jamur yang kami pilih harus memiliki kriteria:

Bobot rumpun lebih dari 150g Batang dan tudung kokoh
Percabangan lebih dari 5 buah Ukuran seragam dalam satu rumpun
Berwarna putih bersih Bebas hama dan penyakit
Mulus tanpa bekas serangan hama Bahan telah dewasa (matang spora).

Bahan induk diisolasi dan dipindahkan ke dalam laboratorium untuk proses sterilisasi.

Tahap 2: Sterilisasi Bahan Induk

Bahan induk disterilisasi untuk membersihkan dari kontaminan kelompok bakteri atau sendawan lain. Cara yang kami lakukan yaitu memasukkan bahan induk ke dalam desikator / toples yang didalamnya terdapat cawan petri berisi larutan formalin 2 %.

Uap formalin akan menyebar di dalam desikator dan masuk ke sela-sela bahan induk seperti bulu halus dan lamela. Dengan cara ini bakteri dan cendawan lain yang menempel akan mati. Sterilisasi dilakukan selama 2 jam di dalam laminar air flow cabinet (LAFC).

Tahap 3: Penanaman Spora

Penanaman kami lakukan di dalam LAFC atau enkas agar memungkinkan kondisi tanam yang aseptik. Penanaman dilakukan dengan memotong tudung jamur tiram dengan ukuran 2 x 2 cm dan meletakkannya pada media PDA (posisi lamela menghadap ke bawah). Cawan petri berisi bahan spora ditutup dan diseal dengan plastik wrapping. Setelah itu cawan petri dipindahkan ke ruang inkubasi bibit.

Tahap 4: Pembuatan Bibit F1 / Starter

Masa inkubasi dianggap selesai dengan ditandai permukaan media PDA tertutupi misellium jamur dengan sempurna. Misellium tersebut kemudian dipindahkan secara aseptik ke dalam media F1 yang terbuat dari bahan organik murni yaitu biji-bijian.

Tahap 5: Pembuatan Bibit F2 / Bibit produksi

Setelah masa inkubasi F1 selesai, ambil beberapa biji yang ditumbuhi misellium dan dipindahkan ke dalam media baru sebagai F2. Komposisi media terdiri dari serbuk gergaji, biji-bijian, dan bekatul sehingga bibit yang dihasilkan berkualitas organik. Pembuatan bibit F2 ini pun dilakukan secara aseptik.